MENGANGKAT PIMPINAN YANG ADIL DAN MENTAATINYA
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Pasal 5.
Mengangkat pimpinan yang adil dan menta'atinya.
Manusia hidup itu mempunyai kemauan yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Uintuk melaksanakan keinginannya itu ada kalanya mereka sampai merusak atau merugikan hak-hak, kepentingan dan keinginan manusia lainnya, sehingga ada kalanya sampai menimbulkan perkelahian dan peperangan. Dan mungkin karena kejadian semacam itulah Hegel berkata: "Bahwa manusia itu laksana serigala." Dan memang adakalanya perbuatan manusia yang biadab itu lebih dari keganasan srigala dihutan rimba.
Maka oleh karena itu Allah telah mewajibkan kepada setiap manusia dewasa lagi berakal agar menganut AgamaNya dan harus mengangkat pemimpinnya (Imamnya) yang adil yang dapat mengatur dan mengatasi segala persoalan yang dihadapi oleh manusia.
Syech Burhanuddin telah menulis dalam kitabnya Djauhar-tauhid :
وواجب نصب إمام عدل بالشرع فاعلم لايحكم العقل
Artinya: "Hukumnya wajib mengangkat pemimpin (Imam) yang adil itu berdasarkan hukum syara', bukan berdasarkan ratio se-mata-mata."
Demikian pula Syech Mustafa Gulayaeni menerangkan dalam kitabnya : Izhzhotun-naasyi'in, bahwa: "Pimpinan itu ibarat ruh bagi jasad. Dan pimpinan itu ruhnya umat. Kalau ruh itu baik, maka baik pula jasadnya.
"Demikian pula kalau pemimpin itu baik, tentu baiklah umat. dan kalau pemimpin itu jahat tentu rusaklah umat."
Sabda Nabi saw.:
إناونية الأمر إلى غير أهله فانتظر الساعة
Artinya: "Bila sesuatu perkara dibebankan kepada orang yang bukan ahlinya, tunggulah kerusakannya."
Maka oleh karena itu pula, setiap rakyat di wajibkan oleh Allah untuk mentaati pemimpinnya selama pemimpin itu tidak menyuruh kejahatan,
Firman Allah:
انب الذين امنوا أطبقوا الله وأطيعوا الرسول وأولي
Artinya: "Hai orang-orang mu'min! ta'atlah kamu se kalian kepada Allah dan ta'atlah kamu sekalian kepada Rosululloh dan kepada pemerintah yang terdiri dari bangsamu."
Sabda Nabi Saw:
لاطاعة لمخلوق في معصية الخالي - مرماه مسلم
Artinya: "Tidak perlu ta'at kepada mahluk dalam ma'siyat kepada Allah."
Dan sabdanya:
ستمع وأطع وكولبيشي كان راسته زبيبه مواد الخور
Artinya: "Dengarkan dan ta'atilah pemimpin mu walaupun dia bangsa Habsjy (Ethiofia) yang rambutnya keriting, pendek, kusut dan kecil kepalanya." (H. Muslim).
Agama Islam menyuruh kita tetap ta'at kepada pemimpin yang menyuruh kebaikan walaupun pemimpin itu orang yang maʼsiyat, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. : استمعوا وأطعراياماعليه ماخلوا وعلي ماحمله
Artinya: "Dengarkan dan ta'atilah olehmu (pemimpin itu), karena sesungguhnya bagi mereka ada tugas-tugas yang diwajibkan kepada nya dan bagimu ada tugas-tugas yang diwajibkan kepadamu." (H. Muslim.).
Akan tetapi walaupun demikian, kita wajib ingkar dengan lisan atau tulisan dan sekurang kurangnya dengan hati, apabila pemimpin kita itu berbuat ma'siyat.
( Cikotok, 10 Mei 2022, Suhandi, S.Pd. SMAN 1 Cibeber )